Wednesday 27 July 2011

Belajar dari Kambing

Sekilas mungkin teman-teman aneh dengan judul diatas,  

OK never mind!! 
Tapi Rabu tanggal 20 Juli kemarin saya mengalaminya sendiri di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Saat itu saya pas bertepatan sedang melakukan survei di daerah tersebut. Mungkin kejadiannya beberapa orang menganggapnya hanya angin lalu, tapi untuk saya pribadi kejadian itu jadi tambahan ilmu untuk selalu belajar untuk selalu menjadi manusia yang setiap saat menjadi makhluk sosial.


Baiklah... 
langsung to the point ceritanya, saat kejadian saya dan rekan survei sedang istirahat dan setelah makan siang kita Belah Duren (Eiit…ini arti yang sebenarnya) di pinggir jalan. Kita duduk-duduk dibawah pohon sambil menikmati buah durian yang memang lagi musim disana. Berhubung daerah tersebut bisa dikatakan gak terlalu kota jadi masih banyak kambing berkeliaran di pinggir jalan untuk mencari makan rumput. Tapi yang seru juga, si Kambing ternyata doyan juga dengan yang namanya Duren (walaupun bukan buahnya, maklum yang doyan buahnya kan kita.hehe). Jadi si Kambing makan tuh sisa-sisa kita, mulai dari kulit durian bagian dalam dan bijinya. kalau di rasa-rasa ternyata seru juga makan Durian di kerumuni sekawanan Kambing (ngebayangin kayak back to nature lah :P). 

Nah, saat kita udah mulai mabok dengan Durian yang sudah masuk ke dalam perut posisi badan duduk-duduk saja di pinggir jalan sambil liatin kendaraan lewat. Tapi seketika kami kaget, tiba tiba ada suara :

Braaaaak!!!!!!(kenceng suaranya) di tengah jalan



Setelah kita lihat ternyata ada seekor kambing yang di Tabrak Angkutan umum. Mungkin karena merasa si Kambing masih hidup Mister supir lanjut aja terusin perjalanan (Miris sebenernya…!!). Walaupun masih hidup ternyata si Kambing masih belum bisa berdiri dan duduk tepat di bibir jalan. Mungkin kalau orang si Kambing masih syok gara-gara ditabrak supir gak bertanggung jawab.


Foto setelah si Kambing berdiri ditemani Kambing B
Singkat cerita, saat kita masih bengong lihat kondisi si Kambing, eh tiba tiba ada Kambing lain (anggap Kambing B) yang mendekat. Dan seperti manusia yang coba menolong, Kambing B seolah olah kayak menghibur si Kambing korban. Kepala Kambing B di tempel-tempelkan ke Kepala Kambing korban. Semacam kayak ngelus-ngelus kalau bahasa manusia, dan bedanya ini pakai kepala. Si Kambing B melakukan itu sekitar 3 menitan sampai si Kambing korbannya kuat buat berdiri. Mungkin ada beberapa percakapan juga yang muncul dari kambing B, tapi itu bahasa kambing dan kita juga gak ngerti. Soalnya takjub juga, yang awalnya si Kambing korban gak kuat untuk berdiri, setelah di berikan semangat sama si Kambing B beberapa saat kemudian langsung bangkit. Setelah itu mereka lansung pindah ke pinggir jalan yang lebih aman dan ada rerumputan. Dan dengan badan masih sepertinya lemas si Kambing korban mulai makan rumput di temani kambing B (so sweet banget dah…).


Saat itu saya hanya bisa diskusi kecil saja dengan teman kerja saya, ternyata kambing pun punya rasa sosial yang tinggi. Bahkan dapat dikatakan juga ada rasa kasih sayang dari dua Kambing tersebut. Seolah-olah memang kambing hanya sekedar Binatang, tapi hebatnya mereka bisa juga seperti manusia yang dari awalnya sudah ditetapkan jadi makhluk sosial. Malah yang memprihatinkan ada juga beberapa manusia yang kurang peduli dengan orang lain. Ini fakta, karena jika kita melihat contoh di kota besar antar tetangga saja kadang tidak kenal dan tidak pernah berkomunikasi. Secara garis besar, memang ciptaan Allah tidak ada batasnya (Allahu Akbar), kadang beberapa manusia merasa lebih tinggi dari binatang. Tapi setelah melihat kejadian ini, kita bisa belajar banyak! ternyata kita bukan segala galanya makhluk yang paling sempurna, karena Kambing yang dengan keterbatasannya jika dibandingkan manusia dapat berperilaku layaknya manusia dengan akal sehat.

No comments:

Post a Comment