Sunday 19 September 2010

Rindu Ayah Bunda


Satu hal yang paling kuingat saat bulan Ramadhan kemarin, saat dimana aku kembali merasakan dekat dengan orang tuaku dalam waktu yang cukup lama. Bukan tak mau aku selalu bersama mereka, tapi memang kewajibanku sekarang adalah menuntut ilmu. Tentunya kami memang terpisah jauh selama ini, sehingga kami hanya bertemu pada waktu libur belajar saja dan itupun biasanya tidak lama. Kadang juga ada waktu libur untuk bertemu orang tua, akan tetapi aku memang ada pekerjaan yang harus diselesaikan sehingga tidak bisa menyempatkan waktu untuk pulang.

Tak ada kata yang bisa mengungkapkan kasih sayang beliau selama ini kepadaku, sungguh besar dan tak terbatas. Sampai aku sebesar ini, beliau masih selalu khawatir dan mengingatkan pesan yang sama setiap waktunya. Memang kami dari keluarga yang sederhana dan tidak bergelimang harta, teknologi pun masih tabu bagi ibuku, maklum saja orang tuaku hanya menikmati pendidikan sampai SD/MI. mereka masih gagap dengan teknologi sekarang. Sampai HP pun masih belum bisa menggunakan, jadi dikeluarga kami yang pegang HP hanya aku dan adik, dan jika aku ingin menghubungi beliau lewat adik dulu. Sehingga jarang sekali aku dihubungi oleh orang tua, misalkan untuk Tanya kabar ataupun Tanya apa yang dilakukan. Tidak seperti teman-teman lainnya, yang mungkin setiap hari atau watu di hubungi untuk menanyakan kabar. Akan tetapi satu hal yang aku BANGGA dari mereka “keinginan untuk melihat anaknya menjadi seseorang yang bermanfaat dan sukses dalam hidup”. Mereka tidak berfikir akan kolot seperti orang desa lainnya yang rata2 lebih mementingkan harta untuk hidup dan masih pikir-pikir untuk mengeluarkan harta demi pendidikan anak. Suatu saat aku mendengar sebuah cerita dari ibuku, saat bapak ditanya orang-orang di desa.”kenapa sampai berani sekolahkan anakmu sampai perguruan tinggi, kan biaya yang dibutuhkan mahal dan akan menguras harta benda”. Kata ibu bapak menjawab,”aku tidak ingin anakku seperti aku yang hanya jadi orang rendahan. Aku ingin anakku mendapatkan lebih daripada akau. Begitulah ujar bapak yang hanya seorang yang tidak lulus SD, karena masa kecilnya sudah dihabiskan untuk membantu orangtua untuk bertani. 

SUBHANALLAH…selalu lindungilah mereka ya Allah…
Saat aku kuliah pun, sering sekali mereka kesulitan dalam hal keuangan  untuk membiayai aku. Tidak jarang pula mereka mendapatkan uang dengan cara pinjam orang lain hanya untuk memberikan kebutuhanku selama kuliah. Pernah suatu saat lalu aku butuh uang untuk keperluan mendadak dikampus, pagi-pagi aku coba menelpon ibu, saat aku ceritakan yang aku butuhkan, ibu yang saat itu berbicara padaku hanya tangis dan kebingungan yang beliau rasakan karena tidak ada uang sepeserpun untuk dikirim. Aku pun merasa sebagai orang yang sangat berdosa sekali karena mungkin selama ini hanya merepotkan. Setelah itu aku pun sadar, memang orang tua sedang tidak punya jadi aku berusaha sabar. Besoknya ternyata ada telpon dari rumah, dan memberitahukan kalau uang sudah dikirim. Aku pun bingung harus bagaimana, ada perasaan senang karena sudah ada uang untuk keperluanku. Di lain pihak aku juga berfikir, mereka pasti mencari pinjaman lagi untuk uang tersebut. Sungguh mereka merupakan motivasi diri ini dalam meraih cita-cita, kalau tidak ada doa mereka aku tidak akan menjadi seperti sekarang.
 ALLAHUAKBAR…
Malam ini rasanya aku sangat rindu dengan mereka, sehingga kutulis hal ini untuk mengingat-ingat mereka. Padahal kami baru berpisah sekitar 5 hari lalu. Masih teringat dalam benak ini saat bulan ramadhan kemarin, aku setengah bulan menikmati puasa dirumah. Bulan dimana aku sangat merasa bangga dengan ibuku, ibu yang tangguh dan selalu dalam lindungan Allah SWT…Amin. Setiap malam kudengar beliau mebaca Al Quran dirumah, merdu suaranya. Tiap waktu dini hari beliau membangunkanku untuk sahur, dan tiap malam ganjil beliau selalu mengajakku ke masjid. Sungguh aku sangat menyayangi mereka…
Aku ingin meraih cita-cita ini demi mereka, aku ingin sukses demi mereka, aku akan berjuang demi mereka…Bapak dan Ibuku…