Tuesday, 17 August 2010

MERDEKA...!!!

Kata itu yang kita serukan tiap tahunnya saat bulan agustus, tetapi merdeka untuk apa?. Jika melihat ke belakang, memang kita saat itu memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 setelah katanya dijajah selama 350 tahun atau 3,5 abad oleh Belanda. Tapi kenapa kita harus menggunakan kata “DIJAJAH” saat belajar tentang sejarah, sebuah kata yang secara tidak langsung memberikan gambaran kita ini lemah, padahal yang kita tahu semua, banyak sekali pahlawan yang berjuang untuk melawan “PENJAJAH” saat sebelum kemerdekaan Indonesia. Kenapa dari dulu saat kita belajar tidak dijelaskan bahwa BELANDA SELAMA 350 TAHUN MELAKUKAN BERBAGAI CARA UNTUK MELAKUKAN PERLAWANAN DEMI MENGUASAI INDONESIA. Bukannya kita 350 tahun itu dijajah terus, buat apa perjuangan pahlawan selama ini kalau memang bener selama 350 itu kita dijajah!! Ini bukan sebuah hasutan ataupun ajakan, ini hanya sebuah pemikiran yang dapat dilogika. Akan tetapi sebagai warga Negara yang baik dan bijak, kita harus menghormati itu. Apresiasi yang sangat tinggi juga kita berikan pada pahlawan nasional yang telah memperjuangkannya.

Namun, jika diperhatikan setelah kita merdeka sampai detik ini, apa kita sudah merdeka seutuhnya? Baik dari segi individu dan sosial masyarakatnya, cobalah kita renungkan!. Setiap tahun saat bulan agustus sebagian besar warga Negara Indonesia ramai merayakan kemerdekaan, banyak diantaranya membuat event-event yang katanya untuk mengingat perjuangan pahlawan dahulu. Beberapa malah menghambur-hamburkan uang untuk sebuah pesta pora. Apa tidak ada event yang lain sekiranya lebih bermanfaat unntuk kemajuan bangsa kita.

Coba kita melihat masyarakat yang berada di pelosok negeri yang terpencil dan belum tersentuh modernisani. Apa mereka sudah merdeka?. Banyak diantara penduduk yang masih hidup dibawah garis kemiskinan, yang tiap hari belum tentu bisa makan nasi dan selalu bingung dengan beban hidup. Apa itu merdeka? Masyarakat yang kesulitan mencari kerja yang punya tanggungan hidup sebuah keluarga besar. Apa ini disebut merdeka? Masyarakat kalangan bawah, yang mempunyai anak ingin bersekolah tinggi. Akan tetapi tidak punya biaya untuk menyekolahkan anak karena biaya sekolah tidak terjangkau mereka (Katanya SEKOLAH GRATIS…*katanya=belum ada bukti kongkrit). Ini merdeka?. Dan akan masih akan ada banyak lagi contoh contoh kehidupan masyarakat yang dapat dikatakan itu BUKAN MERDEKA sebagai warga Negara yang MERDEKA 65 tahun. Sebuah penjajahan mental yang kita pribadi dapat katakan sama dengan zaman penjajahan  dulu. Merdeka hanyalah untuk orang-orang yang dalam hal ini masyarakat yang hidup layak selama ini. Selain itu masih ada lagi jajahan moral yang mengancam bangsa kita, budaya ketimuran sudah semakin terancam.

Mari kita pikirkan bersama, apakah sudah cukup merdeka Negara kita yang seperti ini?. Tiap tahun hanya dirayakan saja tanpa ada tindakan. Mulailah kita renungkan diri sendiri, sudah merdeka kah kita?. Jangan hanya kita tahu sejarah saja tanpa tindak lanjut untuk meneruskan perjuangan. Setelah itu coba pikirkan perjuangan bangsa ini “Jangan lihat apa yang Negara berikan untuk kita, akan tetapi lihatlah apa yang kita berikan untuk Negara kita tercinta…INDONESIA”.
DIRGAHAYU RI yang ke 65…!!!

Monday, 16 August 2010

Klasifikasi batuan Berdasarkan Suseptibilitas Magnetik

Setiap batuan yang terdiri dari bermacam-macam mineral, yang  memiliki sifat magnetik dan susceptibilitas yang berbeda, masing-masing dikelompokkan kedalam:
  • Diamagnetisme 
Batuan ini mempunyai susceptibilitas negatif dan nilainya kecil serta susceptibilitas  tidak bergantung pada temperatur dan magnet luar H. Mineral ini mempunyai harga susceptibilitas (-8<310)x10-6 emu, contoh:bismut, gipsum, marmer, dan lain-lain.
  • Paramagnetisme
Sifat ini material ini adalah nilai susceptibilitas positif dan sedikit lebih besar dari satu serta nilai susceptibilitas tergantung pada  temperatur. Mineral ini mempuunyai susceptibilitas (4<36000)x10-6  emu, contoh: pyroxene, fayalite, amphiboles, biotite, garnet. Efek paramagnetik merupakan suatu efek orientasi, mirip dengan efek orientasi dari molekul-molekul polar yaitu dalam hal sifatnya yang bergantung pada temperatur, membesar jika temperatur menurun karena agitasi termis dari atom-atom atau melekul-molekul cenderung untuk mencegah orientasi.
Dalam benda-benda paramagnetik, medan yang dihasilkan oleh momen-momen magnet atomik permanen, cenderung untuk membantu medan magnet luar, sedangkan untuk dielektrik medan dari dipol-dipol cenderung untuk melawan medan luar.
  • Ferromagnetik
 Sifat yang dimiliki oleh material ini adalah susceptibilitas positif dan jauh lebih besar dari satu, serta nilai susceptibilitasnya bergantung pada temperatur. Nilai susceptibilitas mineral ini adalah (100<(1.6x106))x10-6 em, contoh: besi, nikel, dan kobal. Bahan-bahan feromagnetik intensitas magnetisasi besarnya sejuta kali lebih besar daripada bahan-bahan diamagnetik dan paramagnetik.(Santoso, 2002).

Secara lebih spesifik batuan terbagi menjadi tiga macam, yaitu batuan sedimen, batuan beku, batuan metamorf yang memiliki susceptibilitas yang berbeda, berikut nilai susceptibilitas masing-masing batuan :
  1. Batuan sedimen, biasanya mempunyai jangkauan susceptibilitas (0-4000)x10-6 emu dengan rata-rata (10-75)x10-6 emu, contoh: dotomine, limestone, sandstone dan shales.
  2. Batuan beku, biasanya mempunyai jangkauan susceptibilitas (0-97)x10-6 emu dengan rata-rata (200-13500) emu, contoh granite,rhyolite, basalt, dan andesit.
  3. Batuan metamorf, biasanya mempunyai jangkauan susceptibilitas(0-5800)x10-6 emu dengan rata-rata(60-350)x10-6 emu, contoh amphibolite, shist,phyllite, gneiss, quartzite, serpentine dan slate (Solihin, 2005).