Tuesday 28 June 2011

[Catper] Cerita Dari Dataran Tinggi Dieng

Hallo…Semangat untuk para Petualang!!! 

Sebelumnya pasti banyak yang tahu tentang beberapa tempat wisata di Jawa Tengah yang kebanyakan memang tempat wisata sejarah. Di provinsi Jawa Tengah ini banyak sekali peninggalan mulai zaman kakek nenek kita belum lahir sampai tempat wisata hasil kreatifitas zaman-zaman modern. Untuk kota yang sudah terkenal di jawa Tengah contohnya saja Semarang dan Solo, dan ada juga daerah yang menjadi tempat wisata unggulan di tengah pulau Jawa yaitu Jogjaaaa…!!!

Tapi disini tukang blog nggak lagi mendeskripsikan daerah-daerah tersebut, dan coba memberikan informasi tentang daerah yang memang kurang terkenal kotanya yaitu Wonosobo dan sedikit nyebrang kota tetangganya yaitu Banjarnegara. Nah lho…pasti muncul pertanyaan, apa tempat wisata disana? dan pastinya kita jawab,” Buanyaaaaak banget wisata keren disana!!!”. Contohnya saja adalah kawasan Dataran Tinggi Dieng (istilah bulenya “ Dieng Plateu”). Dijamin dah tarohan bakso 1 ember, bakalan gak nyesel pergi kesana. Kita disana tinggal pilih, mau wisata alam atau wisata sejarah. Nah, kalo wisata sejarah ada candi-candi yang banyak jenisnya. terus kalo mau wisata alam bisa menikmati Telaga Warna, Telaga Pengilon, Telaga Cebong, Pemandangan sun rise dari Gardu Pandang, Kawah Sikidang, Gunung Sidoro dan Sumbing…daaaan masih banyak lagi lah pokoknya. Eits…ada tambahan lagi, tentunya kita juga bisa tau tentang budaya juga disana. Pasti dari teman-teman semua pernah dengar tentang anak-anak yang rambutnya Gimbal (Tapi bukan mbah surip lho…), nah kawasan Dieng ini mereka bermukim.

Untuk masalah transportasinya gampang banget, jalur utama bisa ditempuh dari Semarang. kalo dalam coretan ini si tukang blog bahas perjalanan dari Malang Jawa Timur. ini pengalaman sekitar setahun yang lalu (maap baru bisa cerita sekarang.hehehe). Nah dulu itu pas kebetulan si tukan blog mau ikut acara di Dieng, yaitu Jambore Nasional Pecinta alam tahun 2010. Dengan modal nekat, 3 orang termasuk tukang blog (anggota AMC Malang) berangkat pukul 15.00 WIB, itupun sampe stasiun hampir telat gara2 ada teman yang motornya hampir kehabisan bensin. Jadi sampe di stasiun kereta udah teriak-teriak, “ Tung…Ting…Tung…Tung…Tung…Ting…Ting…Tung…” pokoknya tau sendiri lah bunyi kereta gimana, masa ya harus jelasin lagi kayak anak TK. ahaha…Dengan kereta yang amat sangat eksekutif atau yang biasa kami sebut MATARMAJA jurusan Jakarta (Woooe…yang bener eksekutif apa ekonomi pengiritan???), kita berangkat deh. Tapi salut banget deh sama ni Kereta, ramah banget kayak prinsip orang Jawa…di tiap stasiun mulai yang paling Gede sampe yang cuma gubuk aja si kereta selalu aja berhenti, belum lagi dia juga baik banget karena tiap orang yang jualan disitu gak bayar karcis (gak usah kagum gitu kaleee…namanya juga kereta ekonomi, jadi ya wajar banyak asongan.wkwkwkwk). 

Setelah menempuh ber jam-jam-jam-jam, akhirnya sekitar pukul 02.00 WIB kita sampe juga di Stasiun Poncol Semarang. Karena masih kondisi dini hari, jadi kita putuskan untuk menunggu subuh untuk melanjutkan perjalanan ke Wonosobo. Untuk mengisi waktu, kita ngopi di warung deket stasiun sambil nonton TV pertandingan Champions League antara Barcelona dan Arsenal. Gak kerasa udah 2 jam kita nongkrong dipinggir jalan sambil ngopi, dan mulut rasanya udah pengen makan orang gara-gara kebanyakan nguap (ngantuk). Untungnya di sebelah warung ada musholla kecil, langsung aja kita istirahat di terasnya, dingindingin sedikit yang penting bisa tidur…Alhamdulillah. Setelah bangun jam 04.00 WIB dan sholat subuh, siap untuk melanjutkan perjalanan. 

Untuk mendapatkan Bis yang menuju arah Dieng, kita harus naik angkot dulu sampai di perempatan tempat bis nongkrong. Nah dengan bis antar kota kita meluncur menuju Wonosobo!!. Namun bis ini masih belum kendaraan terakhir yang harus kita naiki, setelah sampai di Wonosobo, kita harus ganti kendaraan seperti bis kecil untuk menuju ke kawasan datatan tinggi dieng (badan rasanya kayak adonan yang dicampur-campur dan siap dibikin kue). Tapi tentunya jangan kuatir, rasa capek bakalan hilang dengan pemandangan alami pegunungan sepanjang perjalan ke Dieng, sampe gak bisa ngungkapin dengan kata-kata (lebay dah…biasa aje bang!!). Tapi intinya langsung aja deh, kita siang hari sekitar pukul 14.00 WIB sampe di Kawasan Dataran Tinggi Dieng tepatnya di dekat Telaga Warna. Kita langsung menghubungi panitia Jambore Pecinta Alam untuk registrasi, setelah itu bebas berkeliling tempat wisata Gratissss sambil nunggu peserta yang lain datang.

Telaga Warna

Lokasi wisata yang pertama kita kunjungi yaitu Telaga Warna, karena dekat dengan tempat acaranya, disini terlihat suasana yang alami sekali, gabungan antara harmoni alam dan keindahan air telaga. Dari telaga ini seperti memunculkan warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung, jadi terlihat sangat indah.  Warna-warna ini muncul akibat dari adanya uap belerang yang berasal dari bawah kawah tersebut, jadi jangan heran kalo airnya panas. Disamping telaga warna juga terdapat sekali goa yang konon katanya jadi tempat persemedian. Contohnya saja adalah Goa Semar, Goa Sumur dan Goa Jaran. Jadi untuk awal kunjungan ini sudah membuat kami sangat menikmati kekayaan wisata di Dataran Tinggi Dieng ini dan membuat semakin penasaran menjelajahi semuanya.

Goa Sumur
Setelah hampir gelap kita kembali ke Camp Ground untuk mendirikan tenda, dan terlihat satu persatu rekan-rekan Pecinta alam dari seluruh pelosok indonesia dan terutama Jawa semuanya telah tiba dan rame-rame mendirikan komplek tenda (Ketemu keluarga baru yang sama-sama orang hutan :D). Malam pertama isinya kita ngumpul bersama untuk saling mengakrabkan satu sama lain walaupun dengan suasana gelap gulita (kopi yang selalu menemani…ajiiiib). 
Kawah Sikidang
Jika dihitung hari, kita menginap di dalam tenda sampai 3 hari disana dan suasana dingin tak jadi masalah, yang penting bisa enjoy ketemu petualang-petualang hebat dalam hal kegiatan alam terbuka. Untuk penjelajahan disana, beberapa tempat juga kita kunjungi terutama untuk kawah-kawah belerang yang ada di Dataran Tinggi Dieng, memang banyak sekali kawahnya seperti kawah Sikidang, Candradimuka, Siglagah, Sibanteng dan Sileri. Akan tetapi ada yang harus diperhatikan karena ada juga kawah yang berpotensi gas beracun seperti kawah Timbang (ini kawah yang jadi trend bulan mei 2011 karena mengalami peningkatan aktifitas dan menghasilkan gas beracun CO2), Sikendang dan Sinila. Dari semua kawah tersebut, tentunya yang paling ramai dikunjungi adalah kawah Sikidang, karena lebih aman dan sudah dikelola dengan baik. Kawah ini dikelilingi oleh bukit-bukit yang sangat indah (gak bisa ngungkapin lagi dengan kata-kata.hahaha).
Candi
Selanjutnya, potensi wisata yang paling ramai dikunjungi wisatawan adalah Candi Hindu yang dibangun sekitar abad ke-7. Di dalam kompleks dataran Tinggi Dieng, ada beberapa candi yang bagus diantaranya adalah candi Gatotkaca, Bima, Arjuna, Semar, Sembadra, Srikandi, Setyati dan Dwarawati. dari semua candi itu letaknya terpisah-pisah di seluruh kawasan. Untuk menjelajahi beberapa candi ini, seharian kita berjalan dan itupun belum semuanya (Maklum, kaki udah pada gempor gara-gara kebanyakan muter-muter naik dan turun bukit).

Nah ini dia yang paling keren budaya dari daerah ini, beberapa anak kecil dari suku asli Dieng rambutnya Gimbal. Sehingga untuk menghilangkan gimbal tersebut si orang tua harus melakukan upacara adat potong rambut setelah anak itu mulai remaja, dan tentunya si orang tua juga saat upacara itu harus menuruti apa yang diminta si anak. Karena mitosnya jika tidak dikabulkan maka gimbalnya akan tumbuh lagi.(ini masih cerita secara umum, pengen tahu detailnya maen kesanalah tentunya...).

Dari beberapa potensi wisata di daerah Dataran Tinggi Dieng yang tadi sudah dijelaskan, memang itu masih sebagian kecil dari kekayaan wisata di Wonosobo. Ada lagi yaitu menjelajah dua gunung kembar Sindoro dan Sumbing dan ada air terjun yang sangat indah disana, berhubung tahun lalu tukang blog belum sempat kesana jadi belum bisa menjelaskan (maap kawan…!!!he). Semoga kamu-kamu yang lain bisa menjelajah kesana (doain juga tukang blog punya kesempatan kesana lagi *ngarep :D).

Tapi ada yang disayangkan kawan disana, hutan-hutan sudah banyak yang gundul dan jadi lahan perkebunan. Bukit-bukit terlihat botak tanpa rerimbunan pohon (bayangin aja…orang j kalo botak itu ada yang malu banget, sampe ada yang transplantasi juga biar rambutnya rimbun lagi). Nah…apa jadinya coba, kalo semua hutan dibabat dan dijadikan perkebunan. Woeee para warga, JAGA ALAM KALIAN, REBOISASI, TANAM LAGI POHON ITU…!!! sadar apa kalo semakin gundul dan botak itu hutan cepat atau lambat bisa mengundang bencana. Dibalik kekayaan pemandangan alam dan lokasi wisata yang sangat hebat, ternyata kesadaran masyarakat memang masih kurang. Ayolah Kawan, kalo bukan kita yang peduli siapa lagi…!!!Alhamdulillah saat acara Jambore Nasional Pecinta Alam itu kami mencoba menanam sedikit pohon, dan semoga bisa membantu menyadarkan masyarakat untuk selalu menanam pohon….SALAM LESTARI…!!!

Dan akhirnya, setelah 4 hari disana kita pulang ke Jawa Timur. dengan berbekal uang pas-pasan bersama PA lain dari Jawa Timur, kita coba ngirit ongkos cari transport yang gratis dengan numpang Truk pupuk kandang. tapi ternyata gak segampang itu kawan…karena kita banyak yang gak kuat karena bau amonia dari kotoran ayam dan membuat muntah seketika (wkwkwkkwkwk…kapok!!). Mau gak mau kita harus naik angkutan umum seperti waktu berangkat (tentunya dengan sedikit kecerdikan di tiap angkutan umum harus ditawar sampe semurah mungkin.hahaha). Dan setelah kita mengalami naik bis kecil dan bis besar yang tatifnya serba nego, kita sampe semarang beli tiket MATARMAJA lagi walaopun tanpa tempat duduk bisa tiduran di depan toilet atau di tengah jalan (Apeees Maaaang!!). and over all…sekitar jam 09.00 WIB kita sampe Malang lagi… dan ini membuat perjalanan ini tak akan terlupakan…salam untuk Petualang Indonesia!!!
Kontingen PA Jawa Timur

No comments:

Post a Comment