Showing posts with label Catatan Perjalanan. Show all posts
Showing posts with label Catatan Perjalanan. Show all posts

Monday, 13 June 2016

Tebing Nemplek Grabagan - Tuban

Nemplek...
Dalam bahasa jawa yang artinya adalah nempel. Nah, kalau dikombinasi dengan sebuah kata 'Tebing' jadi Tebing Nemplek yang berarti suatu keterangan tempat. Tapi untuk masalah sejarah, sampai sekarang pun ane juga belum tau kenapa tebingnya disebut Tebing 'Nemplek'.
Tebing Nemplek
Di kalahan masyarakat khususnya kabupaten Tuban, kayaknya tebing nemplek ini sedikit lagi naik daun. Terutama para foto hunter, selfie hunter, eksis hunter ataupun sebangsanya dan dikemas dalam media sosial. Bisa dibilang dari tebing ini bisa melihat pemandangan yang kece banget.

Tebing Nemplek berada di daerah Grabagan, posisinya dekat dengan Pemancar Ngandong. Jika posisi dari Jalan Raya Grabagan, ambil jalan masuk ke arah timur di daerah Timang. Atau lebih gampangnya tinggal searching 'Tebing Nemplek' di google map smartphone dan akan terlihat map seperti ini

 

Jalan masuk ini merupakan jalan kecil (2-3 meter) yang sudah di aspal. Sebagian besar jalan ini didominasi kebun penduduk. Dari tanaman jagung, cabe, kacang tanah ataupun palawija yang lain sesuai musimnya.

Tuesday, 7 June 2016

[CATPER] Gunung Prau (Via Jalur Patak Banteng - Dieng Kulon)

~ Dataran Tinggi Dieng ~
Semua yang ngaku Traveler pasti udah familiar banget sama daerah yang terpampang diatas. Posisinya di Jawa Tengah, tepatnya masuk di wilayah Kabupaten Wonosobo & Kabupaten Banjarnegara. Karena posisinya yang ditengah-tengah, Dieng selalu ramai dikunjungi setiap hari, terutama weekend!

Khusus di catper ini, ane pengen share bagian kecil nan indah dari Dieng. yak! Gunung Prauuuuu !!

Untuk ke Gunung Prau - Dieng, bisa diakses dengan beberapa cara. Berhubung ane posisi di Jakarta, ane coba share beberapa transportasi yang bisa dipakai kesana.
  1. Naik Bus AKAP (antar kota antar provinsi), terminalnya bisa lewat Kampung Rambutan ataupun Pulogadung.
  2. Sewa kendaraan sendiri (elf, bis), akan sangat efektif jika banyak orang untuk share cost sewa.
  3. Naik Kereta (Ekonomi, Bisnis, Exekutif) turun Purwokerto, lanjut ngeteng naik bus Purwokerto - Wonosobo (± 3 jam), dan terakhir naik elf (kendaraan umum) dari Terminal Wonosobo ke Dieng (± 1 jam).
  4. Menambahkan no 3 diatas, cara ngeteng emang murah tapi kurang efektif waktu. Kalau mau praktis, langsung saja sewa mobil (travel) dari Purwokerto - Dieng. *kalau butuh nomor sewa mobil, ane ada rekomendasi murah, silakan komen dibawah untuk minta*.
  5. Cara bebas : Touring motor, gowes, helikopter, jalan kaki, ngesot dll (tambahin sendiri)
  
Dari semua transport diatas, pastikan tujuannya adalah basecamp Gunung Prau. Ada Beberapa jalur yang bisa dilewati untuk sampai di Puncak Gunung Prau. Diantaranya adalah Patak Banteng, Dieng Kulon, Kali Lembu & Dwarawati.

Namun jalur yang paling sering dipakai pendaki untuk naik adalah Jalur Patak Banteng. Jalur  ini berada di Desa Patak Banteng, Kabupaten Wonosobo. Jika dibandingkan dengan jalur lain, jalur Patak Banteng bisa dikatakan lebih singkat untuk sampai di camping area (sunrise area) Gunung Prau. Estimasi waktu perjalanan naik adalah umumnya 3 jam an (lihat peta).

Peta Jalur Patak Banteng (Garis Merah)


Wednesday, 29 April 2015

[CatPer] Gunung Guntur ~ Si Pendek Ngeselin

2015! Akhirnya ane start lagi nanjak gunung setelah terakhir nanjak lucu di Gunung Papandayan bulan november 2014. FYI aja, kebanyakan gunung di bulan januari-maret pada digembok (musim cuaca buruk & buat pemulihan vegetasi), jadi ya selama itu ane cuma bisa hibernasi dari dunia per-gunungan. Sepiiii...Kangen... *kangennya ngalahin kangen sama mantan ataupun gebetan! *TABOK!*

Buat nyambut long weekend awal bulan april, ane langsung kepikiran pengen nanjak lagi. Target pertama nyari temen! Nah...gak jauh-jauh langsung aja ane coba ajak si Putu bohay. Doi udah partner paling pas banget di beberapa pendakian ane sebelumnya. Bayangin coba, tenaganya kuli! Selera musiknya sepanjang perjalanan punk-rock-dut (dangdut), carriernya 100L!  sampek kulkas pun kayaknya bisa dia bawa. Dan yang penting lagi, si Putu bohay ini JOMBLO! jadi gak ada alasan buat dia nolak gara-gara dilarang pacar.HAHA

Tujuan! mau kemana? awalnya si bohay plan mau ke Gunung Ciremai, tapi berhubung ane udah agak ngehindarin gunung ini gara-gara tanjakannya yang tanpa ampun. Munculah alternatif ke GUNUNG GUNTUR di Garut, dan pas banget kita berdua belum pernah ada yang kesana.

Landscape Gunung Guntur
Berhubung masih berdua aja dan takut dikira mau berduaan sama si bohay di Gunung! kita coba promoin ke temen-temen yang lain. Singkat kata singkat cerita, kita bisa dapet 6 biji orang yang mau ikut nanjak. Formasinya kayak mau tawuran antar gender dengan 4 cewek (ayu, putty, esi, ajeng) & 4 cowok (ane, putu, panji, riri). Dari beberapa temen ini, ada yang udah kenal dari awal & sisanya baru ketemu pas mau nanjak.

Tuesday, 10 March 2015

Cave Tubing Kalisuci Wonosari Gunung Kidul

2015 !

Gak kerasa udah ganti tahun aja, gak kerasa lagi tahun ini Insya Allah bakal nambah tua lagi. Dan gak kerasa lagi tengah tahun udah mau lebaran lho (gak nyambung), siap-siap jawab pertanyaan klasik yang sebenernya udah ditanyain di tahun-tahun kemaren. CURCOL! yaudah skip aja, ini kan niatnya mau bikin catper. *tabok*

Mulai celometan catpernya! Alkisah, baru aja kemaren akhir februari  ane mulai start jalan-jalan di tahun 2015. Berhubung gunung-gunung kebanyakan masih pada digembok, akhirnya ane milih buat main air aja. Bukan dilaut, tapi main air di kali.

Kemana? namanya masih gunung juga sih, Gunung Kidul. Cuma buat ke Gunung ini gak perlu capek-capek ndaki, cukup pake kendaraan aja bisa nyampek sana. Nah kemaren ane kesana motoran dari Jogja, motornya hasil Begal, eh maap! Hasil nyewa maksudnya, di Jogja.

Agak nekat juga sih sebenernya, kesana cuma berdua sama temen. Dan pastinya gak ada yang pernah hafal jalanan sana.  Modal kemaren cuma google maps yang ada di telpon pinter, jadi langsung ngikutin direction aja dari Jogja sampai ke daerah Wonosari Gunung Kidul. Untung aja gak pake nyasar, malah pas berangkat berasa nostalgia banget jalanan disana sama jaman dulu kuliah ngelewatin daerah Pujon Batu, Jatim. Ijo, adem, berkelok-kelok, naik turun...sumpah seru!

Tujuan utama kita mau Cave Tubing di Kalisuci yang ada di daerah Semanu. Estimasi waktu perjalanan dari Jogja sekitar 2-2,5 jam pakai kndaraan pribadi. Tempat ini bisa dibilang masih lebih sepi & alami dibanding Caving di Goa Pindul. Maklum kan, udah jadi rahasia umum Goa Pindul sekarang  wisatawannya udah rame banget macem pasar tiap weekend-nya.


Wednesday, 21 January 2015

Peta (Map) Jalur Pendakian Gunung Rinjani

Buat para travelers, pendaki, tukang jalan & nanjakers,
Disini ane coba buat gambaran peta (map) jalur pendakian di Gunung Rinjani via Sembalun Senaru. Nah, detail catpernya bisa dibuka di dua artikel ane sebelumnya :

 Semoga bermanfaat.


Monday, 19 January 2015

[Catper] Perjalanan Berdebu Gunung Merbabu Via Selo

CATPER TELAT!

Iye gak apa-apa lah daripada gak sama sekali. Maklum orang sibuk!....sibuk galau! #eaaaa

Baiklah...abaikan! Ane naik Gunung Merbabu oktober 2014 kemarin. Kondisi lagi kering-keringnya banget tuh disana, sepanjang perjalanan dari basecamp sampek ke puncak semuanya ada DEBU DEBU & DEBU. Upil aja bisa jadi item gara-gara terkontaminsai butiran debu (kayak lagu ye).

Di sekitar Puncak Trianggulasi Gunung Merbabu
Perjalanan ini sebenernya pendakian kolaborasi antara ane sama rival mendaki selama ini yang namanya Putu, Iya doi dari Bali. Menurut nganaa...pastinya dari Bali atau lombok lah, masa ada orang jawa namanya putu. OKE! *lanjut ceritanya*

Sepanjang 2014 kemarin, tentunya sebelum kita nanjak bareng ini. Bisa dibilang kita semacem saingan terus naik gunung & traveling, belum pernah bisa sampek jalan bareng jadi partner. Ane main laut, doi main laut juga, doi ke Rinjani ane Nyusul ke Rinjani juga, doi ke Papandayan ane pastinya udah kesana juga. Dan semuanya cuma berakhir dengan saling pamer foto! Damn lah...RIVAL!

Nah berhubung kita udah lumayan puas pamer-pameran, akhirnya dari obrolan sekilas, kita ngerencanain buat nanjak bareng. Dan targetnya ada di Jawa Tengah, KEMANA? Yup! Gunung Merbabu kembarannya si Gunung Merapi. via Selo!
Peta Jalur Selo Gunung Merbabu

Thursday, 8 January 2015

Porter (Super) Gunung Rinjani

Porter Super Rinjani, Liat tuh sendalnya! Liat tuh Nanasnya! (Foto diambil dari mbah Gugel)

MANUSIA SUPER!

Iya, mungkin ane nyebutnya kayak gitu buat para lelaki tangguh penjelajah Gunung Rinjani ini.  Mereka emang bukan pendaki dari berbagai tempat yang sengaja datang untuk menikmati keindahan alam Rinjani, tapi mereka ini sebagian besar adalah warga lokal lereng Gunung Rinjani yang mencari penghasilan dari jasa membantu para pendaki (kebanyakan bule) dalam hal bawain logistik dan peralatan camping & naik gunung.

Bisa dibilang, hampir tiap hari mereka jalan kaki naik turun Gunung Rinjani. Barang bawaannya juga gak bisa dibilang enteng, mulai dari tenda, peralatan masak, logistik, dll. Terus gilanya lagi, sebagian besar dari mereka gak ada yang pake sepatu. Seringnya sih ane liat mereka cuma pake sendal jepit yang selalu setia nempel di kaki mereka. Ngebayangin ane sendiri jalan nanjak gitu pake sendal jepit, udah ampun lah! *give up*

Tuesday, 6 January 2015

[Catper] Gunung Rinjani ~ Via Sembalun Senaru (Part 2)

Nyambungin catper dari Part 1 Rinjani

Berhubung di Puncak Dewi Anjani Rinjani itu areanya gak luas, kita gak terlalu lama diatas sana. Setelah semua anggota team nyampek puncak dengan selamat sentosa & ngantri foto-foto pun kelar, kita satu per satu mulai meluncur turun lagi. Waktu itu ane turun bareng si Agus, mahasiswa dari ITS yang baru aja ngerayain wisuda di Puncak Rinjani. Tapi...sebenernya doi malah belum lulus beneran dari kampus! Tragis nih nasib mahasiswa.HAHA, tapi dari puncak sana, mungkin bisa jadi motivasi buat doi biar cepet lulus.
Si Agus Wisuda
Perjalalanan turun berasa lebih ringan karena gak perlu nguji otot betis lagi, sebaliknya buat turun ini yang diuji isi dengkul. Track dari puncak mayoritas pasir berbatu yang bikin sepatu outdoor aja sampek tenggelem. Tips-nya kalau punya gaiter akan sangat membantu (gaiter : alat untuk cover antara lubang sepatu dengan betis kaki, supaya kerikil & pasir gak bisa masuk).

Berhubung jalan berdua sama si Agus, ini kondisi yang cocok banget tentunya buat FOTO-FOTO! kan bisa gantian! hahaha. Maklum di sepanjang jalan melipir punggungan kawah pemandangannya super pecah & super keren banget. Dari sana kita bisa liat birunya segara anak & dari kejauhan juga nampak Gunung Agung yang megah banget.

Selama perjalanan turun, tetep debunya gak bisa jauh dari jalan yang dilewati pendaki. Maklum waktu itu bulan agustus lagi musim kering di daerah Lombok. Jadi kalau ada masker, slayer ataupun yang jaman sekarang lagi ngehits semacem Buff bakal bantu banget biar nafas masih agak-agak bersih. 

Waktu itu ane sama agus nyampek di Camp Pelawangan Sembalun sekitar jam 10.00 WITA. Kondisi udah panas banget jam segitu, mana kondisi lumayan drop habis kecapekan nanjak puncak Anjani & pastinya KELAPERAN! Ditambah lagi mental waktu itu beneran diuji lagi dengan realita sisa logistik yang bisa diitung ngepas banget sampek besok balik turun lewat jalur Senaru. Dan akhirnya siang itu perut cm diisi dengan yang namanya nasi tadi malem & INDOMIE (makanan paling ngehitz sejagat raya buat pendaki).

Monday, 8 December 2014

[Catper] Gunung Rinjani ~ Via Sembalun Senaru (Part 1)

Finally...

Setelah jadi cita-cita jaman kuliah dulu, dan hampir tiap tahun ngarep mau kesana. Di tahun 2014 ini terealisasi juga ngerasain Gunung paling keren di Indonesia. Rinjani! sekalian Sunrisenya.. Sunsetnya.. Negeri diatas awannya.. Segara Anaknya.. Semuanya Super AMAZING!

Alhamdulillah...Alhamdulillah...Alhamdulillah...! Terima kasih ya Allah engkau telah mengizinkan menikmati salah satu indahnya ciptaan-Mu di Negeri ini.

Dari semua gunung yang pernah ane rasain, Rinjani paling lengkap view super kerennya. Waktu disana, ane gak ada habis-habisnya buat bersyukur! Gak ada habisnya kalau di ucapin pake kata-kata.

Oke! Start bikin catpernya!

Bisa dibilang perjalanan ke Rinjani kali ini itu setengah NEKAT! eh NEKAT 100% maksudnya! ane berangkat dari Jakarta sendiri, tanpa partner. Awalnya ane udah punya 3 partner yang mau ikut bareng ke Gunung Rinjani dan  mau berangkt bulan mei 2014. Tapi ya tapi, akhirnya gegara kesibukan diundur jadi agustus. Nah pas mau deket-dekat agustus, si 3 partner ini gak bisa juga gegara kesibukan (lagi). Akhirnya setelah mikir-mikir panjang lebar, ane putusin tetep berangkat dan beli tiket di bulan juli 2014.

Saturday, 6 December 2014

(Gak Jadi) Kapok Naik Gunung Ciremai

Alkisah...nyambungin dari Cerita Ciremai yang dulu kesannya bikin kapok!, tapi agustus 2014 kemarin akhirnya nanjak lagi. muahahaha!

*Toyor pala sendiri*


Keluarga AMC Malang
Emang sih gak semua berangkat lagi, dari 5 orang yang dulu berangkat, ada 2 orang yang balik lagi (salah satunya ane) silaturahmi sama Puncak Gunung Ciremai. Ini gunung emang berkesan banget, soalnya bisa ngerasain DAG DIG DUG nya di tiup-tiup sama yang namanya BADAI. Kalau gak percaya ini videonya!

Itu yang paling deket sama kameramen...Ane! :(

Pas waktu di puncak dulu, rasanya udah gak mau balik ke Gunung Ciremai lagi. tapi ya akhirnya cm jadi sekedar omongan aja. soalnya kita ditawarin naik lagi, dan jalurnya lain dari yang kita naiki waktu 2012 lalu. Akhirnya...BERANGKAT!

Saturday, 13 September 2014

Caving Buniayu = Jadi Orang Goa

Lanjutin cicilan Kejar 2014! Nyicil catpernya ternyata lebih berat lagi ternyata. Faktor males jadi godaan paling gede. padahal jalan-jalannya udah kelar dari beberapa bulan lalu. 

DASAR PEMALAS!! *nunjuk muda sendiri*

Turun Goa Vertikal Buniayu
Buat realisasi di bulan Juni 2014! ane tetep belum naik gunung juga. Tapi tetep buat jalan-jalan & adventure ada aja alternatifnya. Berawal dari dipamerin temen yang belepotan masuk goa, akhirnya doi sukses bikin mupeng ikutan main ke Goa.

Dari virus mupeng itu, ane coba-coba lah googling trip buat ke Goa yang ada di Sukabumi. Goa Buniayu namanya, ada dua perjalanan susur goa yaitu horizontal sama vertikal. Waktu buat jalan kesana juga gak lama, cukup 2 hari sabtu minggu aja bisa. 

Setelah dapet jadwal yang pas dan harga yang lumayan miring, akhirnya berangkat juga ke Goa Buniayu Sukabumi. Beda sama Rafting di Sungai Citatih Sukabumi di jalan-jalan sebelumnya yang naik mobil Elf. Untuk ke Buniayu kita ngeteng naik Kereta plus angkot. Awalnya KRL dulu dari Jakarta ke Bogor, dari Bogor ke Sukabumi naik Kereta Pangrango (Eko AC). Dari stasiun Sukabumi kita lanjut dengan carter angkot sampai di wana wisata Goa Buniayu.

Sebelumnya kita janjian sama tukang jalan yang lain dari Backpacker Indonesia di Stasiun Bogor, total yang berangkat ada 15an orang. Dari gerombolan ane ada 5 orang, dan pastinya kenal sama orang baru lagi. Dapet temen lagi! Dapet keluarga jalan-jalan lagi!

Rafting Sungai Citatih - Sukabumi

 
Gegayaan Berdiri, Jeramnya udah kelewat!

Masih dalam Rangka buat realisasi Kejar 2014!, Catpernya nyicil banget gegara tukang blognya males-malesan ngeluangin waktu buat corat coret!

Nah...! Dari targetnya antara bulan mei-juni 2014 mau ke Gunung Gede, tapi ya gitu akhirnya status jadi cancelled!  Awalnya udah niat banget mau kesono akhir Mei yang ada libur jelek, tapi setelah cek & ricek di website TNGP hasilnya miris. Semua sisa tanggal di Mei udah full booked sama pendaki. 

Rasanya itu sakitnya disini *pegang ketek* | *abaikan*

Disaat lagi depresi gegara gagal nanjak, ada sekelebat whatsapp dari Om Kubil. Kenalin dulu ye, Om Kubil ini deskripsinya unik & langka. Macem hewan yang hampir punah dimuka bumi & perlu dilindungi. Doi terakhir nanjak bareng sama ane waktu di Ranu Kumbolo Semeru. Asik gila lah hidupnya!

Singkat kata singkat cerita doi ngajakin rafting ke Sukabumi. Tepatnya sih di Sungai Citatih, 1 day trip tektok Jakarta Sukabumi. Gak mikir panjang akhirnya tawaran menggiurkan ini langsung approved! Dengan mahar blablabla buat share cost sama koordinatornya. Akhirnya mei berangkat jalan-jalan juga.

Selain ane sama om kubil, ada temen juga yang ngikut buat rafting. Mereka ada yg namanya Ayu, Nabila sama Perdi (Panggil aja namanya Si Encok). Nah dari rombongan kita, digabungin juga sama tukang jalan yang lain. Total jendral ada 15 orang yang berangkat dan ditumpuk dalam satu mobil elf.

Tuesday, 13 May 2014

Kejar 2014!

2014 !

Iya, tahunnya udah jalan 5 bulan. Kalau mau ngerencanain resolusi udah telat juga kayaknya, biasanya kan orang-orang pada bilangnya di Bulan Desember 2013 atau Januari 2014.

Tapi berhubung baru sempet & niat bikin coretan, ya akhirnya baru muncul ide ini. Ceritanya Ane mau buat resolusi yang bisa dibilang telat buat realisasi target treveling & mbolang tahun 2014. Dulu pernah bikin juga resolusi tahun 2012 mau naikin puncak-puncak tertinggi Jawa Barat, Jawa Tengah & Jawa Timur...Gunung Ceremai, Gunung Slamet & Gunung Semeru! Artikelnya di sini nih! KLIK!


Dan akhirnya setelah direncanain dan di coret di blog terealisasi juga target tahun 2012. Nah tahun ini mau bikin kayak gitu, tapi agak beda dikit gunungnya. Rencananya pengen banget naik dari 0 mdpl terus nanjak sampai puncak-puncak gunung yang tinggi & lebih tinggi. 


Target Pertama,
Ke Gunung Krakatau pastinya. Status sekarang sudah terealisasi maret kemarin! Posisi gunungnya ada di tengah selat sunda, sekalian waktu itu main air di Pulau Sebesi, Pulau Umang-Umang, Pulau Sebuku & Lagoon Cabe. Gunungnya memang gak tinggi sih, tapi untuk tantangan cukup seru karena untuk kesana harus melaut pake perahu dulu. Diterjang ombak!!

Main di Gunung yang Pendek Dulu, Gunung Krakatau!

Saturday, 22 February 2014

Kembali ke Ranu Kumbolo

Ranu Kumbolo...

Iya, siapa yang tak tahu tempat  yang disebut diatas. Namanya sekarang lagi dipuncak ketenaran wisata gunung di Indonesia. Itu sih setelah munculnya film 5 cm pada tahun 2012 yang mengambil setting cerita di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Habis itu, pengunjung Ranu Kumbolo & Semeru...MEMBLUDAK! Over Load!


Pengunjungnya gak cuma pendaki yang sudah malang melintang di dunia pergunungan, tapi banyak sekali pendaki-pendaki abal-abal alias dadakan alias mengaku pendaki yang datang ke Ranu Kumbolo. Dan semuanya terhipnotis dengan namanya surga semeru bernama Ranu Kumbolo.

Oke...cukup introductionnya!
Singkat cerita, ane yang selaku pendaki yang saat ini sudah jarang menjadi pendaki ini rutin ngejadwalin paling gak setahun sekali harus ke semeru, minimal ke Ranu Kumbolo lah. Untuk tahun 2013 kemarin, banyak banget teman di Jakarta yang request minta diajak buat Ke Ranu Kumbolo -  Semeru. Sebagian besar yang minat ikut itu teman-teman yang sebelumnya belum pernah kesana, atau bahkan belum pernah ngerasain nikmatnya mendaki gunung. Jadi otak saat itu mikir harus ngebatasin peserta yang ikut karena menyangkut keterbatasan safety, logistik dan tanggung jawab yang dipikul. Dan diputuskan juga kita naik cuma sampai Ranu Kumbolo & Oro-Oro Ombo saja, karena jika maksa ke Puncak medannya berat. Kuatir yang belum pernah naik gunung jadi kaget & drop fisiknya.

Biar simple, temen-temen yang mau ikut ane batasin 10 orang. Gak lama nanya, udah cepet aja kuota full. Bahkan ada yang daftar lagi terpaksa ane tolak karena gak sanggup handle logistiknya kalau peserta berlebih. Beberapa bulan sebelumnya, mulailah itu kita beli tiket kereta ke Malang. Supaya gak tersiksa & gak terlalu mahal juga kita booking tiket kereta kelas Ekonomi AC (Majapahit) dari Jakarta. Ada juga teman yang berangkat dari Balikpapan, tapi kita rencana langsung ketemu di Malang.

Tuesday, 22 October 2013

[Catper] Gunung Slamet Via Guci



Gunung slamet adalah salah satu gunung berapi yang terdapat di Jawa Tengah. Secara administratif gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Tegal dan Pemalang. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Propinsi Jawa Tengah dengan ketinggian 3428 mdpl.

Tanggal 6-7 April 2012 tim dari AMC melakukan pendakian ke puncak Gunung Slamet. Tim ini terdiri dari Aridy, Wondo, Sapto dan seorang teman dari GMPA ITM (Rio). Jalur yang kita lalui menuju puncak Gunung Slamet adalah via Pemandian Air Panas Guci di Tegal.

Perjalanan berawal pada tangal 5 April 2012 dari Terminal Pulogadung dengan menggunakan Bus antar kota. Kondisi terminal sangat padat dan sulit mencari bus yang menuju Kota Kuningan karena sedang long weekend. Setelah sekitar satu jam menunggu, akhirnya kita mendapatkan sebuah bus yang mengarah ke Kuningan. Pukul 20.00 WIB kita berangkat menuju Kuningan dan melewati kota Cirebon.

Perjalanan terasa lebih lama karena sering sekali jalanan macet. Ini memang risiko yang kita harus kita terima mengingat kita berangkat saat puncaknya orang-orang berlibur. Akhirnya pukul 04.00 WIB, kita sampai di pertigaan Yomani. Karena kondisi masih gelap, kita putuskan untuk istirahat sejenak di masjid sambil menunggu sholat subuh. Setelah pagi tiba, kita mulai mempersiapkan perlengkapan dan melengkapi logistik untuk pendakian. Logistik ini dapat kita beli di minimarket yang ada didekat masjid dan jaraknya tidak sampai 100 m.

Ada yang berbeda dengan logistik kita saat pendakian Gunung Slamet ini. Jika dibanding saat pendakian Gunung Ceremai sebelumnya. Terutama untuk air, kita membawa masing-masing 5 botol air mineral ukuran 1,5 liter. Pertimbangan Pertimbangan utamanya adalah dari beberapa informasi yang kita dapatkan kalau di Gunung Slamet sulit untuk mencari sumber air. Selain itu, mengantisipasi perjalanan yang panjang dan sampai 3 hari maka kebutuhan air harus benar-benar cukup. Dan hasilnya adalah saat pertama mengangkat tas carrier, beratnya memang terasa luar biasa. Namun untuk mengantisipasi kekurangan air saat perjalanan maka hal itu adalah wajib dilakukan.

Thursday, 26 September 2013

[Catper] Gunung Ceremai (Via Palutungan - Linggarjati)



Gunung Ceremai secara administratif berada dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini memiliki kawah ganda dan merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet. Gunung Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektar (Wikipedia).

Umumnya jalur resmi yang dilewati para pendaki ada tiga yaitu Palutungan, Linggarjati dan Apuy (Majalengka). Dari pertimbangan bersama anggota tim dan informasi yang didapatkan sebelumnya, kita memutuskan lewat jalur Palutungan (Kuningan). Jalur Palutungan ini dikenal dengan jalur yang lebih jauh menuju puncak dan tanjakan yang lebih sedikit dibanding jalur Linggarjati, sehingga lebih aman saat melakukan pendakian.

Hari Jumat, 20 Januari 2012 perjalanan dimulai. Team pendakian AMC yang terdiri dari Joko Wi, Suwondo, Aridy, Sapto dan seorang teman dari GMPA ITM Rio berangkat pukul 16:30 WIB dari Jakarta melalui terminal Pulogadung. Untuk menuju Gunung Ceremai dapat ditempuh selama 5-6 jam melalui Kuningan dengan menggunakan Bus antar kota, dan setelah sampai di Kuningan turun di pertigaan Cirendang.


Tuesday, 13 September 2011

Cerita Pantai Tamban

Lokasi Pantai Tamban
Artikel ini memang sebelumnya sudah saya publish sekitar awal tahun 2010 lalu. Akan tetapi untuk lebih memberikan tambahan informasi lagi tentang detail Pantai Tamban saya coba re-write artikel ini. Terutama dalam penambahan masalah foto-foto kegiatan, mengingat pada artikel awalnya foto kagiatan masih belum ada. Jadi semoga dapat membantu jika ada teman-teman yang ‘nyasar’ baca artikel ini supaya lebih mengerti lagi tentang pantai Tamban. Walaupun mungkin masih kurang mendetail penjelasannya harap dimaklumi saja, mengingat penulis masih dalam proses belajar juga.

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diprakarsai oleh Adventurer and Mountain Climbers (AMC) dalam rangka Dies Natalis AMC ke-40. Tujuannya adalah untuk memberikan  informasi-informasi tentang struktur geologi yang berada di daerah pantai Tamban – Malang selatan kepada seluruh peserta Pecinta Alam yang ada di Malang Raya. Dari struktur geologi ini akan banyak didapatkan informasi tentang mineral, sifat fisis batuan dan informasi adanya paleotsunami yang terjadi beberapa tahun lalu di daerah tersebut. Sehingga dari puluhan organisasi pecinta alam yang ada di Malang Raya diharapkan dapat menyerap ilmu yang diberikan oleh para pemateri yang kompeten dibidangnya, dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan keseharian. Dari pemateri tersebut antara lain adalah Pak Andang Bachtiar (Senior Geologist/Senior AMC), Pak Eko Teguh Paripurno (UPN Veteran), Pak Eko Yulianto (LIPI), Pak Andri (ITB), dan Pak Agus Hendratno (UGM).

Tuesday, 28 June 2011

[Catper] Cerita Dari Dataran Tinggi Dieng

Hallo…Semangat untuk para Petualang!!! 

Sebelumnya pasti banyak yang tahu tentang beberapa tempat wisata di Jawa Tengah yang kebanyakan memang tempat wisata sejarah. Di provinsi Jawa Tengah ini banyak sekali peninggalan mulai zaman kakek nenek kita belum lahir sampai tempat wisata hasil kreatifitas zaman-zaman modern. Untuk kota yang sudah terkenal di jawa Tengah contohnya saja Semarang dan Solo, dan ada juga daerah yang menjadi tempat wisata unggulan di tengah pulau Jawa yaitu Jogjaaaa…!!!

Tapi disini tukang blog nggak lagi mendeskripsikan daerah-daerah tersebut, dan coba memberikan informasi tentang daerah yang memang kurang terkenal kotanya yaitu Wonosobo dan sedikit nyebrang kota tetangganya yaitu Banjarnegara. Nah lho…pasti muncul pertanyaan, apa tempat wisata disana? dan pastinya kita jawab,” Buanyaaaaak banget wisata keren disana!!!”. Contohnya saja adalah kawasan Dataran Tinggi Dieng (istilah bulenya “ Dieng Plateu”). Dijamin dah tarohan bakso 1 ember, bakalan gak nyesel pergi kesana. Kita disana tinggal pilih, mau wisata alam atau wisata sejarah. Nah, kalo wisata sejarah ada candi-candi yang banyak jenisnya. terus kalo mau wisata alam bisa menikmati Telaga Warna, Telaga Pengilon, Telaga Cebong, Pemandangan sun rise dari Gardu Pandang, Kawah Sikidang, Gunung Sidoro dan Sumbing…daaaan masih banyak lagi lah pokoknya. Eits…ada tambahan lagi, tentunya kita juga bisa tau tentang budaya juga disana. Pasti dari teman-teman semua pernah dengar tentang anak-anak yang rambutnya Gimbal (Tapi bukan mbah surip lho…), nah kawasan Dieng ini mereka bermukim.

Untuk masalah transportasinya gampang banget, jalur utama bisa ditempuh dari Semarang. kalo dalam coretan ini si tukang blog bahas perjalanan dari Malang Jawa Timur. ini pengalaman sekitar setahun yang lalu (maap baru bisa cerita sekarang.hehehe). Nah dulu itu pas kebetulan si tukan blog mau ikut acara di Dieng, yaitu Jambore Nasional Pecinta alam tahun 2010. Dengan modal nekat, 3 orang termasuk tukang blog (anggota AMC Malang) berangkat pukul 15.00 WIB, itupun sampe stasiun hampir telat gara2 ada teman yang motornya hampir kehabisan bensin. Jadi sampe di stasiun kereta udah teriak-teriak, “ Tung…Ting…Tung…Tung…Tung…Ting…Ting…Tung…” pokoknya tau sendiri lah bunyi kereta gimana, masa ya harus jelasin lagi kayak anak TK. ahaha…Dengan kereta yang amat sangat eksekutif atau yang biasa kami sebut MATARMAJA jurusan Jakarta (Woooe…yang bener eksekutif apa ekonomi pengiritan???), kita berangkat deh. Tapi salut banget deh sama ni Kereta, ramah banget kayak prinsip orang Jawa…di tiap stasiun mulai yang paling Gede sampe yang cuma gubuk aja si kereta selalu aja berhenti, belum lagi dia juga baik banget karena tiap orang yang jualan disitu gak bayar karcis (gak usah kagum gitu kaleee…namanya juga kereta ekonomi, jadi ya wajar banyak asongan.wkwkwkwk). 

Setelah menempuh ber jam-jam-jam-jam, akhirnya sekitar pukul 02.00 WIB kita sampe juga di Stasiun Poncol Semarang. Karena masih kondisi dini hari, jadi kita putuskan untuk menunggu subuh untuk melanjutkan perjalanan ke Wonosobo. Untuk mengisi waktu, kita ngopi di warung deket stasiun sambil nonton TV pertandingan Champions League antara Barcelona dan Arsenal. Gak kerasa udah 2 jam kita nongkrong dipinggir jalan sambil ngopi, dan mulut rasanya udah pengen makan orang gara-gara kebanyakan nguap (ngantuk). Untungnya di sebelah warung ada musholla kecil, langsung aja kita istirahat di terasnya, dingindingin sedikit yang penting bisa tidur…Alhamdulillah. Setelah bangun jam 04.00 WIB dan sholat subuh, siap untuk melanjutkan perjalanan. 

Untuk mendapatkan Bis yang menuju arah Dieng, kita harus naik angkot dulu sampai di perempatan tempat bis nongkrong. Nah dengan bis antar kota kita meluncur menuju Wonosobo!!. Namun bis ini masih belum kendaraan terakhir yang harus kita naiki, setelah sampai di Wonosobo, kita harus ganti kendaraan seperti bis kecil untuk menuju ke kawasan datatan tinggi dieng (badan rasanya kayak adonan yang dicampur-campur dan siap dibikin kue). Tapi tentunya jangan kuatir, rasa capek bakalan hilang dengan pemandangan alami pegunungan sepanjang perjalan ke Dieng, sampe gak bisa ngungkapin dengan kata-kata (lebay dah…biasa aje bang!!). Tapi intinya langsung aja deh, kita siang hari sekitar pukul 14.00 WIB sampe di Kawasan Dataran Tinggi Dieng tepatnya di dekat Telaga Warna. Kita langsung menghubungi panitia Jambore Pecinta Alam untuk registrasi, setelah itu bebas berkeliling tempat wisata Gratissss sambil nunggu peserta yang lain datang.

Telaga Warna