Showing posts with label Keluarga. Show all posts
Showing posts with label Keluarga. Show all posts

Friday, 16 January 2015

[Review] Buku Sabtu Bersama Bapak


Judul : Sabtu Bersama Bapak
Pengarang : Adhitya Mulya
Penerbit : Gagas Media



Berawal dari kebiasaan harus ada buku yang dibaca tiap perjalanan kemana-mana. Ane akhirnya jalan lah itu ke Gramedia dengan tujuan nyari buku yang bagus. Mondar mandir wara wiri, akhirnya ane langsung tertarik sama judul buku ini "Sabtu Bersama Bapak" yang ditulis sama Adhitya Mulya.

Maklum, ane beberapa bulan terakhir emang kayak terobsesi & sensitif sama buku beginian. Sebelumnya juga udah kebeli buku Ayah & Buku Ayahku (bukan) Pembohong. Sebenernya ini semacam cara buat nostalgia aja dari anak yang kangen sama Bapak-nya yang sekarang udah ada di tempat yang jauh disana.

Tuesday, 23 December 2014

Mengenang Bapak...

Semoga Bapak sudah tenang disana...

Semoga Bapak sudah gak merasakan sakit lagi...

Semoga Bapak selalu berada di sisi terbaik Allah SWT...

Itu merupakan doa seorang anak yang masih belum lama ini ditinggal oleh seorang Bapak...Seorang Ayah...Seorang Pahlawan...

Masih ingat di kepala, saat beliau sakit dan terbujur lemas di atas tempat tidurnya. Aku yang saat itu tiba-tiba harus pulang (18 Okt '14) dari Jakarta karena dapat kabar dari Ibu' yang bilang "Bapak kondisinya semakin menurun". Hari minggu pagi akhirnya aku bisa melihat beliau langsung, kondisinya sangat lemas & kurus. Keluarga dekat juga sudah banyak berkumpul untuk menunggu & berdoa kondisinya semakin membaik.

Setelah 2 hari (minggu & senin) kondisinya tetap sama. Aku memutuskan untuk rencana kembali ke Jakarta hari selasa, dan senin langsung booking tiket. Bukan tidak mau menunggu selama beliau sakit, tapi memang ada tanggung jawab pekerjaan yang harus dikerjakan.

Tuesday, 6 September 2011

For My Mom (Opick - Satu Rindu)

Ibu,

tak akan habis kita mendiskripsikannya, dan tak akan bosan kita membicarakannya. Namun, saat ini saya ingin coba share sebuah lagu tentang 'ibu' di saat kita sedang berada jauh dengan beliau dan merasa rindu yang teramat sangat. Memang lagu ini sudah cukup lama dan saya baru coba posting sekarang. Jika teman-teman coba resapi, lirik lagu dari Opick yang berjudul satu rindu ini sangat dalam. Bahkan bisa jadi, jika kita dalam keadaan yang benar-benar jauh dan tidak dapat bersama ibu air mata akan mengalir karena rindu memang tak bisa dibendung.

untuk lebih jelasnya berikut ini lirik lagu tersebut

Opick - Satu Rindu

Hujan kau ingatkan aku
Tentang satu rindu
Di masa yang lalu saat mimpi
Masih indah bersamamu

Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
kau ibu...oh ibu

Allah, ijinkanlah aku bahagiakan dia
Meski dia t'lah jauh biarkanlah aku
Berarti untuk dirinya
Oh...ibu...oh..ibu...kau ibu

Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
kau ibu...

Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
kau ibu...oh ibu Oh...ibu...oh..ibu...

Hujan kau ingatkan aku
Tentang satu rindu
Di masa yang lalu saat mimpi
Masih indah bersamamu
kau ibu...oh ibu Oh...ibu...

dan untuk video clip dapat dilihat dibawah ini (courtesy youtube)



untuk mp3 dapat di download disini

Lagu ini memang penuh inspirasi untuk semua anak dari seorang ibu, memiliki arti yang dalam dan membuat hati teduh saat didengarkan. Ucapan terima kasih saya ucapkan untuk kang Opick untuk lagu yang sangat indah ini.

Friday, 1 October 2010

Ibuku adalah Malaikatku



Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.

Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan,“Para malaikat disini mengatakan bahwa besok Engkau hendak mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup disana? saya begitu kecil dan lemah”kata si bayi.
Tuhan menjawab,“Aku telah memilih satu malaikat untukmu. ia akan menjaga dan mengasihimu”.

“Tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi saya untuk bahagia”demikian kata sang bayi.
Tuhan pun menjawab,“Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan jadi lebih bahagia”.

Si bayi pun bertanya kembali,“Lalu apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara dengan-Mu?”
Sekali lagi Tuhan menjawab,“Malaikatmu akan mengajarimu cara berdoa”.

Si bayi pun belum puas, ia pun bertanya lagi,“Saya mendengar di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?”
Dengan penuh kesabaran, Tuhan pun menjawab,“Malaikatmu akan melindungimu, walau taruhan jiwanya sekalipun”.

Si bayi pun tetap belum puas, dan melanjutkan pertanyaannya,“Tapi saya akan bersedih, karena tidak melihat Engkau lagi”.
Dan Tuhan pun menjawab,“Malaikatmu akan menceritakan padamu tentang Aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu kembali kepada-Ku, walau sesungguhnya Aku selalu berada disisimu”.

Saat itu surga begitu tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar, dan sang anak dengan suara lirihnya bertanya,“Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberi tahu siapa nama malaikat di rumahku nanti?”

Tuhan pun menjawab,
“kamu dapat memanggil malaikatmu....”
" Ibu..."
--------------------------------------------------------------------------------------------
Kenanglah ibu yg menyayangimu....Untuk ibu yg selalu meneteskan air mata saat aku pergi...

Ingatkah engkau ketika ibu mu rela tidur tanpa selimut?Demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu itu...

Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengelus lembut kepalamu? Dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibu mu ketika ia melihatmu terbaring sakit?

Sesekali jenguklah ibu mu yg selalu menantikan kepulanganmu di rumah, kembalilah memohon maaf pada ibu mu yg selalu rindu akan senyumanmu. Simpanlah sejenak kesibukan-kesibukan duniawi yg selalu membuatmu lupa untuk pulang. Segera jenguk ibu mu yg berdiri menantimu didepan pintu, bahkan sampai malampun kian larut. Dan jangan biarkan engkau kehilangan saat-saat yg akan kau rindukan di masa datang..
 
Ketika ibu telah tiada..
Tak ada lagi yg berdiri di depan pintu menyambut kita..
Tak ada lagi senyuman indah..tanda bahagia.
Yg ada hanyalah kamar yg kosong tiada penghuninya..
Yg ada hanyalah baju yg menggantung di lemari kamarnya..
Tak ada lagi yg menyiapkan sarapan pagi untukmu..
Tak ada lagi yg merawatmu sampai larut malam saat engkau sakit..
Tak ada lagi dan Tak akan ada lagi yg meneteskan air mata mendoa'kanmu disetiap hembusan nafasnya..
Kembalilah segera...Peluk ibu yg selalu menyanyangimu...Ciumlah kaki ibu yg selalu merindukanmu dan berilah yg terbaik di akhir hayatnya...dan bicaralah bahwa kamu sangat menyayanginya...

Sahabat..
berdoa'lah untuk kesehatannya. dan rasakanlah pelukan cinta dan kasih sayangnya. Jangan biarkan engkau menyesal di masa datang. Kembalilah pada ibu yg selalu menyayangimu. Kenanglah semua cinta dan kasih sayangnya..

Ibu, maafkan aku..
Sampai kapanpun aku membalas jasamu padaku, itu tak akan pernah cukup jika dibandingkan pengorbananmu selama ini...

Subhanallah...Engkau telah memberikan malaikat mulia dalam hidupku...


(modify from kaskus)

Sunday, 19 September 2010

Rindu Ayah Bunda


Satu hal yang paling kuingat saat bulan Ramadhan kemarin, saat dimana aku kembali merasakan dekat dengan orang tuaku dalam waktu yang cukup lama. Bukan tak mau aku selalu bersama mereka, tapi memang kewajibanku sekarang adalah menuntut ilmu. Tentunya kami memang terpisah jauh selama ini, sehingga kami hanya bertemu pada waktu libur belajar saja dan itupun biasanya tidak lama. Kadang juga ada waktu libur untuk bertemu orang tua, akan tetapi aku memang ada pekerjaan yang harus diselesaikan sehingga tidak bisa menyempatkan waktu untuk pulang.

Tak ada kata yang bisa mengungkapkan kasih sayang beliau selama ini kepadaku, sungguh besar dan tak terbatas. Sampai aku sebesar ini, beliau masih selalu khawatir dan mengingatkan pesan yang sama setiap waktunya. Memang kami dari keluarga yang sederhana dan tidak bergelimang harta, teknologi pun masih tabu bagi ibuku, maklum saja orang tuaku hanya menikmati pendidikan sampai SD/MI. mereka masih gagap dengan teknologi sekarang. Sampai HP pun masih belum bisa menggunakan, jadi dikeluarga kami yang pegang HP hanya aku dan adik, dan jika aku ingin menghubungi beliau lewat adik dulu. Sehingga jarang sekali aku dihubungi oleh orang tua, misalkan untuk Tanya kabar ataupun Tanya apa yang dilakukan. Tidak seperti teman-teman lainnya, yang mungkin setiap hari atau watu di hubungi untuk menanyakan kabar. Akan tetapi satu hal yang aku BANGGA dari mereka “keinginan untuk melihat anaknya menjadi seseorang yang bermanfaat dan sukses dalam hidup”. Mereka tidak berfikir akan kolot seperti orang desa lainnya yang rata2 lebih mementingkan harta untuk hidup dan masih pikir-pikir untuk mengeluarkan harta demi pendidikan anak. Suatu saat aku mendengar sebuah cerita dari ibuku, saat bapak ditanya orang-orang di desa.”kenapa sampai berani sekolahkan anakmu sampai perguruan tinggi, kan biaya yang dibutuhkan mahal dan akan menguras harta benda”. Kata ibu bapak menjawab,”aku tidak ingin anakku seperti aku yang hanya jadi orang rendahan. Aku ingin anakku mendapatkan lebih daripada akau. Begitulah ujar bapak yang hanya seorang yang tidak lulus SD, karena masa kecilnya sudah dihabiskan untuk membantu orangtua untuk bertani. 

SUBHANALLAH…selalu lindungilah mereka ya Allah…
Saat aku kuliah pun, sering sekali mereka kesulitan dalam hal keuangan  untuk membiayai aku. Tidak jarang pula mereka mendapatkan uang dengan cara pinjam orang lain hanya untuk memberikan kebutuhanku selama kuliah. Pernah suatu saat lalu aku butuh uang untuk keperluan mendadak dikampus, pagi-pagi aku coba menelpon ibu, saat aku ceritakan yang aku butuhkan, ibu yang saat itu berbicara padaku hanya tangis dan kebingungan yang beliau rasakan karena tidak ada uang sepeserpun untuk dikirim. Aku pun merasa sebagai orang yang sangat berdosa sekali karena mungkin selama ini hanya merepotkan. Setelah itu aku pun sadar, memang orang tua sedang tidak punya jadi aku berusaha sabar. Besoknya ternyata ada telpon dari rumah, dan memberitahukan kalau uang sudah dikirim. Aku pun bingung harus bagaimana, ada perasaan senang karena sudah ada uang untuk keperluanku. Di lain pihak aku juga berfikir, mereka pasti mencari pinjaman lagi untuk uang tersebut. Sungguh mereka merupakan motivasi diri ini dalam meraih cita-cita, kalau tidak ada doa mereka aku tidak akan menjadi seperti sekarang.
 ALLAHUAKBAR…
Malam ini rasanya aku sangat rindu dengan mereka, sehingga kutulis hal ini untuk mengingat-ingat mereka. Padahal kami baru berpisah sekitar 5 hari lalu. Masih teringat dalam benak ini saat bulan ramadhan kemarin, aku setengah bulan menikmati puasa dirumah. Bulan dimana aku sangat merasa bangga dengan ibuku, ibu yang tangguh dan selalu dalam lindungan Allah SWT…Amin. Setiap malam kudengar beliau mebaca Al Quran dirumah, merdu suaranya. Tiap waktu dini hari beliau membangunkanku untuk sahur, dan tiap malam ganjil beliau selalu mengajakku ke masjid. Sungguh aku sangat menyayangi mereka…
Aku ingin meraih cita-cita ini demi mereka, aku ingin sukses demi mereka, aku akan berjuang demi mereka…Bapak dan Ibuku…